Jumat, 30 September 2011

Kata Perancang Tentang Busana Malam


Keanggunan dan kecantikan seorang wanita bisa sangat tersirat saat Ia mengenakan gaun malam. Beberapa perancang pun rela berbulan-bulan untuk menghasilkan sebuah gaun malam yang eksotik, memukau hingga menjadi trend setter. Kutipan-kutipan mereka seputar rancangannya dapat memandu Anda memilih gaun malam yang pas. So, dengarlah apa kata mereka.
Georgina Chapman dan Keren Craig dengan lebel Marchenda.
"Aplikasi detil yang menyeluruh dan siluet gaun malam sudah pasti membuat perempuan Asia tampil mewah dan elegan luar biasa. Jadi maksimalkan detil pada busana dan jangan pernah takut terlihat berlebihan. Untuk pemilihan bahan, segalanya yang ringan melambai dan menyapu lantai pasti terlihat dramatis. Bermainlah dengan detil payet, kristal hingga draperi yang sederhana. Warna boleh saja cerah maupun kontras, namun jangan pernah mengombinasikan dua warna primer sekaligus. Sebaiknya pilihlah warna yang cenderung pucat," kata keduanya
Jeanny Ang
"Garis rancangan saya klasik dan feminin, jadi mampu menghadirkan busana malam yang terinspirasi dari kecantikan masa lalu yang anggun dan menawan."
Harry Ibrahim
"Untuk gaun malam saya kali ini, saya memanfaatkan bahan chifon untuk menciptakan kesan ringan melayang. Aksen anyaman serta hiasan payet dan bebatuan menambah nilai artistik dari busana malam yang sarat dengan keindahan dan keglamoran."
Didi Budiardjo
"Simple. Menggunaan kain polos bernuansa warna pastel. Saya lebih banyak bermain di cutting detail dan tidak terlalu banyak memanfaatkan bahan. Meskipun dengan rancangan minimalis, tidak mengurangi keanggunan sosok seorang wanita".
Deden Siswanto
"Permainan warna lebih berani dan permainan detail payet serta kristal di bagian dada. Tidak terlalu berlebihan karena pola kristal terstruktur".
Yongki Budisutisna
“Rancangan saya tentang gaun malam, lebih ke feminim. Tapi ingat harus disesuaikan dengan kepribadian masing-masing wanita. Sementara tahun lalu lebih banyak menggunakan bahan kulit, androgyny, dan lebih gagah,” ujar Yongki ditemui usai pagelaran Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) 2010 di Ballroom Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta.
Stephanus Hamy
"Busana malam tidak harus selalu berbentuk gaun atau penuh kemewahan. Sebaliknya busana malam bisa tampil lebih sederhana dan praktis tanpa kehilangan unsur elegan". Kesederhanaan terwakili lewat pilihan warna alam diatas kain tanpa motif, seperti cokelat, hijau dan kuning. Konsep padu padan berupa jake, blouse, celana dan rok tanpa aksen rumi, hanya sedikit drapery dan paku-paku tajam (gambar atas).
Valentino Napitupulu
“Saya banyak bermain dengan motif, lace, payet, kristal, dan brokat. Rancangan kaya dengan detail, karena busana malam itu harus berkesan ‘wah’. Detail penuh, seperti aksen logam atau cutting tinggi di bagian leher. Jadi, pemakainya tidak perlu pakai kalung atau anting lagi. Kepraktisan itu yang dicari,” ujarnya di tempat serupa dengan Yongki Budisutisna.

Dian Pujayanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar